"Dalam gema takbir yang masih berkumandang,
dalam derajat 24 celcius kota Malang yang berawan,
dalam senyap-senyap kamar kos usia 3 minggu,
dalam sela-sela tugas resume yang sudah menumpuk--tapi belum menggunung,
dan dalam kerinduan yang terus mengakar kuat sampai ke wajah-wajahnya,
izinkan aku
untuk
menulis
lagi."
maaf, ini latepost sebenarnya.
Oke, hai, semua! Alhamdulillah, setelah melewati hari-hari penuh hasrat untuk menulis
Hari ini, tepat sudah tiga minggu berlalu sejak aku menginjak kaki di kota ini dengan diantar doa dan restu orang tua dari jauh. Hari ini pun, tepat sudah tiga minggu berlalu sejak aku nekat berangkat ke Malang tanpa diantar siapapun, membawa satu koper dan dua tas besar tanpa lagi minta dibawain ayah, hanya bisa tidur sepanjang perjalanan karena ga tau mau ngapain, dan setelah melewati berbagai delay, alhamdulillah sampai di Malang sekitar pukul 6 sore. Sejak itu, aku memulai kehidupan baruku di kota ini... sendiri.
Nggak, sih, aku nggak sejomblo itu. Disini, aku punya banyak teman baru. Mulai dari teman kos, teman rasi, teman fakultas, teman universitas, bahkan beberapa teman Cilegon dan Serang pun, alhamdulillah aku masih dapat bertemu dengan mereka. Aku bersyukur banget, banget, banget. Jadi ingat salah satu kutipan dari puisi Merantau oleh Imam Syafi'i yang berbunyi,
"Merantaulah... Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan)."
Benar saja, tanggal 24 Agustus keesokan harinya, aku harus pergi ke rumah salah satu teman sefakultasku, Bila, untuk kerja kelompok tugas ospek fakultas. Aku yang tak tahu arah ini sempat dibikin pusing sama mamang angkot disini, alih-alihnya aku diturunkan di pinggir jalan kemudian aku berjalan kaki ke rumah temanku yang cukup jauh itu. So, thanks to amazing mbak-mbak Go*gle Maps. Selanjutnya untuk beberapa kali aku naik G*jek, memang lebih praktis dan mudah, tapi tetap saja kebanyakan dari mereka ga begitu terlalu tau tentang Malang. Piye toh, Mas, apalagi aq. :') ...mulai sejak itu, hari-hari pertamaku hingga seterusnya di Malang alhamdulillah tidak se-homesick yang aku bayangkan.
Kehidupanku sebagai anak rantau di Malang, ya begini adanya. Alhamdulillah, saat MA pernah merasakan boarding walau hanya setahun dan ternyata itu berguna banget! Bedanya, kalau ngekos, makannya harus buat atau nyari sendiri. Jadi, kadang aku cuma masak nasi terus beli lauk di luar, atauga kalau lagi muales pol aku nyari makan di luar. Kalo muales supermaksimal, aku makan nasi sehari sekali. Ya gitu, deh, alhamdulillah tetap sehat, HA HA. Cuma ya kalau keseringan pulang malam, si anemia suka kambuh. Mungkin efek dinginnya Malang yang warbiyaza, ditambah kemana-mana aku jalan kaki by myself, sometimes naik angkot atau gojek tapi jarang banget. Hemat ongkos yey. Oya, yang paling bikin kzl itu kalau cucian atau setrikaan numpuk. :') nyucinya sih ga masalah, tapi mager yang berkepanjangannya itu lho rasanya perlu dirukiyah. Satu lagi, kalau ada barang-barang yang dibutuhkan tapi barangnya ada di rumah....... rasanya pengen ke rumah saat itu juga, tapi apadaya, rumahku di antartika yeu:(
Seminggu berlalu, tibalah hari H ospek universitas. Disini, aku ga begitu excited, gatau kenapa. Aku dan teman-teman kosku berangkat pukul 4:45, setelah sholat Subuh, karena gerbang universitas ditutup pukul 5:45 pagi. Dalam suasana gelap, ribuan mahasiswa UB udah kayak jalan santai dengan seragam hitam putih, bikin macet jalanan, ditambah beberapa maba jalannya kayak siput. Dari kejauhan terdengan suara rame-rame kayak pasar... ternyata suara kakak-kakak korlap yang yunolah ngomong apa.
"DIPERCEPAT DEKKK!"
"TANPA INTERAKSI!"
"NO SPACE!"
"NO SPACE!"
"JANGAN LARI!"
"YANG SAKIT SILAKAN MERAPAT!"
"JANGAN SOK KUAT."
"JANGAN SOK KUAT."
"JANGAN MENYENTUH GARIS BATAS."
DLL.
Ya, aku sih, biasa aja, karena di MAN 2 udah pernah dengar kata-kata itu. Bedanya kalau di universitas, korlapnya buanyaaaaaaaaaaaak, dan udah kayak pasar aja. Jadi, kesimpulan ospek univ adalah; papermob kelompokku ndak ada di foto, serasa lagi ikut gerak jalan di pasar, sepatu cuma dipake 2 jam dan selanjutnya pakai sandal udah kayak gemvel, dapat banyak makanan gratis, ngerjain tugas esai etaunya cuma dibuang-buang begitu sajah di pinggir jalan untung w ngerjainnya ga niat, gabisa liat pertunjukkan apa-apa pas acara pembukaan, tapi aku bisa ngeliat banyak orang keren yang maju ke depan panggung saat acara inti.
Hingga tibalah hari yang kutunggu-tunggu untuk cepat selesai yaitu ospek fakultas hari pertama yang supah dupah wow. Ospek fakultas ini sebenarnya asik tapi entah kenapa jadi mlz setelah mengetahui betapa membangkangnya angkatanku sehingga dapatlah kita kartu hitam yang berarti "MATI KOLEGA MATIIII!" atau berarti, "KOLEGA TELAH MEMBUNUH PASIEN!", selama dua hari berturut-turut. Kartu hitam itu berarti sangat berat atau mati kalau dalam tingkatan pertolongan korban. Simpel aja, hampir satu angkatan ga bawa perbekalan lengkap karena clue-nya 'sangatlah mudah ditebak', tugas esai yang spasi, garis pinggir, garis paragraf, dll, aja dihitung, nametag yang ngegambar polanya aja harus di Corel Draw; yang sudut antara segitiga dan lingkarannya dihitung; yang warnanya diperhatiin karena beda warna sedikit dari warna contoh aja harus direvisi ulang keseluruhan, dan masih banyak lagi.
"TUGAS YANG KAMI BERIKAN INI ADA ESENSINYA, KOLEGA."
...pada hari kedua, harapan kami yang setidaknya naik satu tingkat menjadi kertu merah pun, pupus. Kami tetap dapat kartu hitam akibat telat, perbekalan yang masih ga lengkap juga, tugas hukuman yang belum sempat selesai, dll. Ditambah, tugas hukumanku yang belum sempat kuselesaikan itu ditampilkan di proyektor sebagai contoh maba yang tidak patuh aturan WKWKWKKWKWKWKWKWKW jadi pengen ketawa kalo ngingetnya. Yak, semua memang ada esensinya. Mungkin sekarang belum terasa, tapi nanti setelah memasuki dunia perkuliahan kedokteran gigi yang sesungguhnya, kami akan setuju bahwa ospek fakultas memang penuh esensi yang bermakna dan tidak ada apa-apanya. :')
Tapi, ada satu hal yang pualing kusuka dari ospek fakultas; aku bertemu kolega-kolega dan kakak FB keren di Rasi 2. Ada Zufar yang jadi ketua angkatan alias prabu kita semua dan dia pengen cepet-cepet jadi dokter gigi biar bisa gondrong kribo lagi, ada Sahag yang suka galaw dan bentar-bentar ngomong huancul, ada Farhan yang baru datang H-3 ospek yang pengen duel balapan motor sama Zufar wkwkwkwkwk, ada Bila yang masyaAllah ukhti idaman kita semua, ada Shinta yang suaranya serak-serak gimana gitu plus ramah banget, ada Imara hits UB yang jatuh aja cantik tapi anti difoto heran:(, ada Diva yang terlibat cinlok dan kalo ngomong kiyut, ada Icha koalaaa yang suka ketawa dan ga bisa move on dari masa lalu eaaa, ada Vina atau Upin yang paling kesel kalo ada yang telat atau ga bener hahaha maafkan kami pin, ada Fina atau Ipin yang anti medsos tapi kok kekinian yha terus minta editin wajahnya diganti muka tokoh di komik tahilalats wkwkwkw, ada Debby yang diam-diam menghanyutkan dan sudah lulus menjadi stalker seluruh #kakakgwnteng di UB hahags, ada Abi yang keibuan bangeeet selalu ngingetin kita gitu makasih ya Bi, ada Jesica yang buaik pol terus tulisannya udah kek tulisan di ijazah gitu dan dia-lah seksi nametag kita hihiw, ada Zaza yang cuantik plus terglow in the light dan pualing nyelow pol, dan ada aku yang biasa-biasa aja tapi jadi pelopor kegemvelan. Oya, ada Kak Fafa yang cantik, baik, ceria bangeeet kadang suka joget-joget gitu HAHAHA ampun kak, terus paling rajin nyemangatin kita-kita.. terharu:'). Kak Yudha pun juga baik banget, kalem, bijak, duuuh walaupun kita udah malu-maluin, tapi support mereka ke kita selama di FKG UB so far, ga pernah berhenti. Makasih banyak, Kakak-kakak.
Yap, Alhamdulillah lewat mereka, aku bersyukur bisa ada disini dan bisa menahan segala homesick yang ada, bahkan sejak hari pertama aku disini. Terimakasih, ya, kalian. Brace yourselves, lumba-lumba top yes-ku, karena sesungguhnya ospek ini belum selesai. Semangat!!!
Tidak hanya itu, disini ada KAMANDA MALANG yang tak bisa kudeskripsikan secara langsung, betapa baiknya mereka, betapa aku bersyukur kepada Allah karena telah menghadirkan mereka disini. Ada kakak-kakak alumni mulai tahun 2012 yang sudah lulus, sampai 2016 yang masih fresh baru lulus dari madrasah ijo tercinta. Terutama untuk teman-teman Arkada-ku; Ista, Nisa, Khobar, Fita, Coker, Tama, Rifqi, Mizan, Shulhan, dan juga Zubdah yang belum ada kabar lagi. Alhamdulillah wee kita ketemu lagi! Ternyata, aku memang nggak sendiri, ya, rek. :")
Jujur, dua hari yang lalu adalah kali pertama aku bertemu sebagian dari mereka. Sedih, kenapa baru bisa ketemu kemarin... kenapa ga dari dulu. Maaf, ya, kakak-kakak dan teman-teman semua. Tapi, tak apa, insyaAllah kami akan terus menjaga silaturahim ini. Kutunggu kalian wahai adik-adik generasi penerus bangsa untuk bergabung dengan kami di Malang.
Sekarang sudah memasuki minggu kedua kuliah. Di fakultasku sudah memakai sistem blok. Dari bulan September hingga November adalah blok I yang berisi mata kuliah umum seperti agama, pancasila, bahasa Indonesia, outbond, dll. Tiap hari isinya resume, ppt, makalah, dan ngantuk tak tertahankan. Ditambah satu kelas isinya 112 mahasiswa baru, jadi rasanya pengen tidur aja.
Di blok II hingga seterusnya, insyaAllah mulai masuk bab kedokteran dasar. Bakal ketemu dosen-dosen sekaligus dokter yang superwow, laporan praktikum, skill's lab atau apalah itu namanya, ujian blok, dll. Maybe there will be more sleepless, tapi semoga lancar dan selalu diberikan kekuatan. Bismillah, aku ingin jadi mahasiswi yang bermanfaat. :")
Tak banyak yang kuharapkan untuk kedepannya selain aku harus menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Pelan-pelan aku menyadari bahwa dunia perkuliahan memang berbeda dengan dunia sekolah dulu. Di dunia perkuliahan, tak hanya ilmu yang harus dituntut, tapi karakter dan akhlak juga harus dibina, bukan oleh dosen tapi oleh diri sendiri. Dengan status ke-maha-annya pada setiap mahasiswa, kami diharapkan dapat menjalani peran dan fungsi dari status kami dengan sebaik-baiknya. Azeg, hidup mahasiswa! *krik*
Semoga dalam setiap lelah yang mungkin terselip atau semangat yang tak bisa diprediksi ritmenya, tetap ada secercah harapan untuk bangkit kembali dan terus berjuang. Semoga kita selalu ingat atas alasan mengapa kita berada disini, selalu ingat atas jatuh bangun yang pernah kita tempuh sebelum kita bisa ada disini, dan selalu ingat bahwa ada mereka yang selalu melangitkan doa-doa terbaik untuk kita, berharap dapat berjuang dengan baik... hingga suatu saat dapat pulang kembali ke rumah dengan keadaan yang lebih baik. Sampai bertemu kembali, teman-teman seperjuangan, di masa depan kita!
"Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang."
...dan semoga Allah kuatkan selalu. Aamiin.
13 September 2016.
Salam rindu dari Malang,
untuk kerabat dan kawan-kawanku,
dimanapun kalian berada.