PANTAI RAJEGWESI
TELUK IJO
Dua hari sebelum ayah, ibu, dan Zuhair balik ke Cilegon dan aku balik ke Malang, kami pergi ke Teluk Ijo. Perjalanannya cukup bahkan sangaaat jauh dan terjal. Namun tidak seterjal perjalanan menuju Baluran. Selama perjalanan kami terpana dengan pemandangan di sisi kiri dan kanan jalan. Kami melewati hutan pinus, kebun kopi, ladang pakis, sungai yang airnya jernih, dan rumah-rumah orang pertanian yang banyak sekali tumbuhannya. Rumah-rumahnya kecil, tapi banyak bunga dan tumbuhan lainnya. So kyutie. Selain itu kami juga melewati pegunungan dengan jurang di sisi jalan. Jalannya bagus namun tetap saja kami harus melewati jalan yang super terjal sebelum sampai ke Pantai Rajegwesi.
Saat kami sudah sampai di lokasi, papan ucapan "bla bla bla kawasan Meru Betiri" menyambut kami. Aku ga tau sih, Meru Betiri yang mananya. Kalau aku searching di Google, Meru Betiri adalah suatu Taman Nasional. Tapi sepanjang perjalanan yang kami lihat hanya hutan dan laut. Jadi yasudah. Akhirnya kami tetap lanjut ke tujuan utama kami yaitu Teluk Ijo. Untuk sampai ke Teluk Ijo dapat ditempuh dengan dua jalan. Dari Pantai Rajegwesi kami bisa menyewa perahu kemudian melewati tengah laut dan sampai di Teluk Ijo. Atau bisa melewati hutan dengan berjalan kaki. Kami memilih menggunakan perahu. Biayanya 35.000 rupiah per orang dan sudah termasuk pulang-pergi. Oh iya, sebelum sampai di Pantai Rajegwesi. Ada beberapa biaya yang harus dikeluarkan juga. Pertama kita akan diminta Sumbangan Desa sejumlah 2.000 rupiah per orang oleh sebuah desa di daerah tersebut. Kedua, sesudah sampai di Meru Betiri, kita harus membeli tiket masuk sebesar 15.000 rupiah.. eh wait, berapa ya aku lupa. Pokok kalau mobilnya sih 10.000 rupiah. Hehehe sowri.
Lanjut. Akhirnya kami menaiki perahu. Ada enam orang di perahu, yaitu kami sekeluarga dan dua orang sopir perahu. Kami pun mengarungi laut selatan yang ombaknya semena-mena. Hijau dan bersemangat. Hue ya rasanya kayak ada nyi roro kidulnya gitu. Yha. Semangat ya yang nanti kerjanya di laut. Kuhanya bisa mendoakan semoga selalu ingat daratan. Yha lagi.
Sampai di Teluk Ijo.. tadaa! Pasirnya putiiih dari jauh, tapi kalau dideketin ya tetep ae pasir. Cokelat. Teluknya ijo? Of course. Airnya ijo, udah gitu dibelakangnya banyak pohon-pohon. Ya pasti ijo. Aku suka pantai, tapi ga suka lama-lama. Soalnya ga tau cara menikmati pantai di siang bolong itu gimana ya.. panas, ombaknya ganas, udah gitu kakiku suka tenggelem di pasir. Yea mending duduk. Atau sesekali aku minta difotoin Zuhair. Setelah hampir sejam di Teluk Ijo, kamipun balik ke Pantai Rajegwesi dengan menaiki perahu. Saat itu langit mulai mendung dan rintik hujan mulai turun. Setelah sampai di Pantai, kami ganti baju dan makan di salah satu kedai dekat pantai. Rintik hujan hilang berganti sinar matahari yang semakin menyengat. Setelah makan, kamipun balik ke rumah. Whatta beautiful and tiring day.
Oke sekian, udah kayak pelajaran Bahasa Indonesia pas awal masuk sekolah aja suruh nulis cerita liburan. Yay, alhamdulillah. Dua hari kemudian yaitu hari Senin. Ayah, ibu, dan Zuhair balik ke Cilegon. Hari Selasanya aku balik ke Malang. Secepat itu waktu liburan berlalu, secepat itu kami berpisah kembali, berjuang pada jalannya masing-masing, dan semoga waktu cepat mempertemukan kami kembali.
Fin.
Post pertama : Liburan 2017 (klik)
Post kedua : Taman Nasional Baluran (klik)