PENGABDIAN MASYARAKAT (PENMAS) FKG UB 2017

1:12:00 AM



It alwyas seems impossible until it's done.

"Libur berapa hari?"
"3 bulan."
"Lama banget ya."
"Iya. Tapi dua minggu lagi balik ke Malang."
"Kok cepet banget balik ke Malangnya?"
"Iya ada SP, ada Pengabdian Masyarakat di desa. Jadi harus balik cepet gitu."
"Oh gitu.."

Atau,

"Bu, liburan ini Fifah ga pulang dulu ya."
"Kenapa kak?"
"Ada acara Pra Penmas."

Atau,

"Pip, Sabtu-Minggu main yuk!"
"Aduh maaf, Sabtu-Minggu aku ada rapat."
"YaAllah rapat apalagi?"
"Rapat apalagi kalau bukan Penmas?"

Atau,

"Pip, udah pulang? Aku mau main ke kosan-mu."
"Maaf, aku masih rapat nih."

Atau,

"Lho mbak, kok pulangnya jam 2 pagi gini?"
"HEHEHE IYA PAK, tadi ada rapat."

..dan lainnya. Untung pulang pagi-pagi itu aku masih pakai jaket almamater, kalau nggak, mungkin dikira mamang gojek, ak abis darimana kali ya (darimana emang).

Oke, lupa salam. Assalamualaikum semua! Kalau sebelumnya mungkin postingannya gaje pisan, sekarang insyaAllah jelas dan penting, buatku. Hehe, bismillah mau nulis cerpen dulu.

Alhamdulillah, PENMAS selesai!!! Kalau yang pengen tau apa itu PENMAS atau PENGMAS atau PENGABDIAN MASYARAKAT, sila cari di Google. Bukan mahasiswa namanya kalau belum menjalankan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi ini. Alhamdulillah kusudah merasakannya, walau mungkin bagi yang lain ini hanyalah Penmas kecil, Penmas awalan, Penmas sederhana, tapi teteup ini adalah Penmas terkenang-tapi-ga-mau-diulang selamanya. (eh) (tapi serius)

Inget banget pas itu. Di suatu malam, aku dapat Line dari Tika yang intinya "Fifah besok bisa ketemu? Blabla di gazebo FK ya." Kemudian aku balas "Oh iya bisa blabla" ..dan keesokan harinya, aku ngantuk dan pusing, buru-buru pulang, tidur, abis itu baru inget kalau ada kumpul di gazebo FK. Oqe. Besoknya, sebelum ujian praktikum biokimia, aku dapat Line lagi dari Tika yang intinya "jangan pulang dulu, kumpul di dekat kantin FKG." Pulang ujian, aku pun ke belakang kantin FKG.. disana sudah ada Lalu, Veve, Tika, dan Ericka. Hmm.. bau-baunya sih kayak Penmas.

Yak, benar sekali. Saat itu sedang close recruitment BPH Penmas. Dan dari situlah, cerita Penmas-ku dimulai. Kemudian saat pengumuman BPH, disitulah perjuanganku yang sebenarnya dimulai. Awalnya, aku serba ngegampangin. Ah, PDDM. Foto bisa lha ya, kalau jeleg tinggal diedit. Desain juga gausah bagus-bagus lha ya, yang penting tersampaikan. Dekorasi, umm pikir nanti aja lha ya. Multimedia.. itu apa yak.

Sampai di suatu hari ada jarkom Rapat Koordinasi pertama yang mengharuskan semua BPH datang ke rapat tersebut. Susah rasanya harus balik lagi ke Malang di tengah liburan. Kemudian saat kami bertemu rakor pertama.. hahaha, lemme laugh out loud. Aku pengen keluar dari kepanitiaan ini rasanya. Susah diungkapkan, tapi kedepannya sepertinya will be rough and hard. Aku takut, tapi penasaran.

Ditambah setelah rakor, aku tidak bisa pulang lagi ke rumah dikarenakan ada rakor kedua. Saat itu ibu sampai marah, "oh, jadi Fifah lebih milih Penmas daripada keluarga? Kalau ada apa-apa, siapa yang mau bertanggung jawab? Keluarga kan, bukan Penmas?" Kemudian ditutup. Sedih banget pas itu. Tapi aku tetap tidak pulang dan tidak keluar dari kepanitiaan Penmas ini. Gapapa, bismillah aja. InsyaAllah bisa. Walaupun masih ragu-ragu juga, walaupun ternyata rakor kedua diundur dua minggu kemudian. Aelah ngerti gitu aku pulang gaes. :")

Hari-hari Penmas pun dimulai. Penuh rapat dan drama. Tiap malam, kerjaannya buka Photoshop instead of buku pelajaran. Udah dibuka, eh ga ada ide desain. Baru ada, biasanya tengah malam. Akhirnya begadang, kemudian besoknya kesiangan. Di kuliah, yang dipikirin malah Penmas. Ditambah saat itu masih sendiri, belum ada Novia dan Farida. Bentar-bentar konsul ke Veve. Kemudian koordinasi dengan divisi yang membutuhkan layout, desain, dll. Dulu paling sering koordinasi sama Kevin. Padahal layout ya bukan ranah Perkap seluruhnya dan Kevin sabar banget aku libatkan. Makasih ya Vin.

Hingga suatu hari finally aku punya teman seper-PDDM-an. Yaitu, Novia dan Farida. Alhamdulillah beban di pundak lumayan berkurang (HEHEHE) karena sudah kubagi ke Novia dan Farida. Kemudian kami melewati susah-senang dunia FKG (Fakultas Kesenian Grafis) bersama. Bagi orang lain, mungkin kami tidak se-hectic divisi lain. Terlihat paling sans, penuh semangat, dan selalu ceria. Oiyalah jelas. Hehe. Tapi pas malam, PDDM adalah divisi ter-rusuh kalau udah nge-pc-in satu-satu divisi yang berkepentingan "ini bener tah tempat duduknya disini?" "yang jagain mejanya siapa?" "kalau orang digambar bulet atau kotak?" blabla abis itu dikonsulkan ke kakak SC, dan revisi. Oqe kak, tq so much. Abis itu udah direvisi, eh masih revisi lagi. Hehehe gapapa, what doesn't kill you, makes you stronger. Gapapa, semoga bukan skripsiku yang revisi terus-terusan. #BawaPosthinkAe

Layout, poster, logo, proposal, vandel, stiker, sertifikat, mug, kaos, dan lainnya PDDM lewati bersama. Bersama BPI dan divisi lainnya yang berkepentingan. Bahkan mengumpulkan PPT divisi lain beberapa menit sebelum rabes pun pernah kami lakukan. Jangan bosan kalau yang jadi operator selalu Novia. JANGAN BOSEN JUGA KALAU VIDEO ICE BREAKING YANG DISETEL ITU-ITU AJA, wkwkwk akhirnya diganti Larva deh sampai rapat kronologi terakhir. Jangan sebal juga kalau PDDM mager upload foto-foto kalian di grup Line WKWKWK. Jangan bosan juga kalau desainnya pasti flat dan warnanya kalau gak pink ya kunink. PDDM olenq. Jangan heran juga ya rek, kalau PDDM sukanya sibuk sendiri, kurang kritis, dan kalau ditanya malah bingung sendiri.

Hingga rabes satu, rabes dua, rabes tiga kami (OC Penmas) lewati bersama. Dari yang grup ber-54 di Line sepi dan cuma rame kalau konsumsi nanya menu makanan, danus jualan, dan tiap ada jarkoman rapat, sampai akhirnya ramai bwanget pas menjelang rapat kronologi hingga sekarang pun ramainya.. isinya foto aib dan Penmas vibe every second-nya. Anggotanya yang tadinya 54, kemudian menjadi 53 karena wakapel kami harus pergi setelah menemukan haluan yang sebenarnya. Wish you were here with us, (doctor-soon-to-be) Lalu Shalya Kusuma Putra.

Dulu, bahkan sampai H-2 Penmas, rasanya pengen cepet-cepet selesai aja nih Penmas. Sekarang, malah nyesel kenapa dulu gak sabar aja sih, kenapa dulu masih sempet-sempetnya ngeluh ini-itu tentang Penmas. Padahal toh akan selesai pada waktunya. Sampai akhirnya aku berangkat H-1 Penmas, disitulah aku ingin Penmas ini jangan cepat berhenti. Masih kerasa banget langit Sukonolo yang biru cerah, sinar matahari yang menyusupi pepohonan di lapangan Desa, anak-anak kecil yang mrintilin kami tiap kami ke lapangan, warga desa Sukonolo yang tiap aku monggo-in selalu membalas dengan nggih-nya yang super duper ramah dan bikin adem, makanan mamah inang bahkan bakso desa yang masyaAllah rasa rumah dan rasa lidah Jawa bercampur menjadi satu, serta kebaikan, nikmat, pelajaran, dan pengalaman yang Allah berikan kepada kami melalui warga Desa Sukonolo.. masih dan akan selalu kami ingat.

Dulu aku yang menjalankan kepanitiaan ini penuh keterpaksaan, takut sama kakak SC, hanya untuk melunturkan kewajibanku, berganti menjadi aku yang sadar bahwa Penmas adalah sesuatu yang memang harus aku abdikan, sesuatu yang menjadi panggilan hati kami untuk warga Desa dan aku tak berharap apa-apa dari ini, selain kebaikan dan kebahagiaan warga Desa Sukonolo, peserta Penmas, dan panitia Penmas. Sesuatu yang darinya aku belajar arti ikhlas dan syukur. Sesuatu yang kalau kata Kak Niar, salah satu SC kami, "Ikhlas dek, seperti surat Al-Ikhlas yang didalamnya tidak ada kata 'ikhlas'". Bahkan hingga sekarang, H+1 Penmas, rasa capek itu tidak terasa entah kenapa, rasa-rasa sedih, pilu, susah, capek lainnya saat hari-hari sebelum Penmas pun aku tidak ingat lagi. Kalaupun ingat, tidak akan kami jadikan sesuatu yang buruk, malah mungkin kami akan merindukan masa-masa itu.

Tidak ada rapat lagi, tidak ada sibuk di depan potosop dan corel lagi, tidak ada baca krono sebelum rapat dimulai dan merasa semua sudah fine-fine aja hingga saat rapat berlangsung ternyata masih ada aja yang missed, tidak ada acara takut sama kakak SC karena tugas atau tanggung jawab ada yang belum selesai atau belum dikerjakan (wkwk ampun kak), tidak ada acara aku ngeluh sampe pengen nangis ke Icha, Upin, Debby, dan lainnya. Tapi masih akan selalu ada kantong mata yang tebalnya udah kayak kamus Dorland.

Terimakasih Ayah Ibu, atas support-nya selama ini. Walau awal Fifah ikut Penmas, ibu sempat tidak setuju. Tapi semakin kesini, Ibu malah menyupport aku. Setiap Fifah capek, Ibu selalu menyemangatiku. Maaf atas kepulangan Fifah ke rumah yang hanya enam bulan sekali. InsyaAllah setelah ini sering-sering pulang kok Yah, Bu. Miss you, huhuhu.

Terimakasih kakak SC, atas ketegasan, intonasi yang bikin kami gajadi ngantuk, dan kebaikannya selama ini. Maaf kak, Fifah sering takut di depan kakak-kakak sekalian. Emang dasarnya mental kerupuk gini sih, huhu. Tapi kakak-kakak sekalian memang benar, gatau lagi kak, pokoknya memang benar dan kami sudah merasakannya (apasih pip). Terimakasih kak atas kebaikan dan pengalaman yang kakak berikan kepada kami, walaupun suka bikin kode-kode, makna tersirat, kasus PBL Penmas, yang bikin kami mati kutu mikirin solusi yang tepat, tapi semua itu memang pure untuk kebaikan kami. Terimakasih juga untuk Kak Tombak, atas bimbingannya selama ini. Yang selalu meng-iyakan desain kami, tapi tidak untuk kontennya karena memang kami kurang kritis dan patut direvisi. Hehehe. Maaf kak, atas sms yang mungkin terkirim di saat pulsa Fifah habis dan malah menyedot pulsa kakak. Tidak sengaja kak, huhuhu. Maaf atas tugas yang kami kirim ke kakak tiap H-1 atau bahkan sejam sebelum event dimulai (emang dasar pddm gatau diri huee), maaf atas kesalahan-kesalahan kecil lainnya yang mungkin seharusnya kami sadari, tapi malah kakak yang menyadarkan kami. Maaf dan terimakasih kak, sekali lagi.

Terimakasih BPI, the strongest team ever. Cuma ber-4, bahkan in the end cuma ber-3. Bahkan di beberapa waktu, pernah cuma Veve sendiri. Terimakasih sudah melindungi kami, mengayomi kami, menyadarkan kami, untuk sama-sama melangkah, berjalan, bahkan berlari demi Penmas kita, Penmas pertama FKG ini. Teruntuk Veve, yang selalu aku repotkan. Yang menemani dan menyupport aku, Desi, dan Safira di saat kami belum punya staff. Yang ga pernah nangis bahkan ga ikutan ngeluh, tiap kita merasa jatuh atau ngeluh ke Veve. Yang selalu kuat dan menguatkan teman-temannya. Terimakasih Veve, terimakasih, BPI-ku. Alhamdulillah wa syukurillah, Penmas kita happy ending.

Terimakasih Novia dan Farida. Novia yang selalu sabar dalam menghadapi lika-liku operator dan layout. Yang tidak tega melihat divisi lain kesusahan atau direvisi layout-nya. Farida yang selalu ceria dan bersemangat. Ide-idenya yang cemerlang nan istimewa. Kalian yang selalu meng-oqe-don't-worry-kan tiap dapet job ini-itu. Padahal tadinya kutakut memberatkan kalian, tapi ternyata working together itu semenyenangkan ini ya rek. Terimakasih, Novia dan Farida. Kalian terkenang dan terbaik selamanya. #oentttjhhh

Terimakasih teman-teman OC, kalian warbiyaza.
Divisi Acara yang cuma ber-6, cewe semua, tapi bisa membawa acara Penmas ini membekas di hati teman-teman FKG 2016. Semua salut dan bangga pada kalian, rek.
Divisi Pemdis yang kalau kata Aca di status Line-nya "Struggling on keep smiling, since I decided to fix people's broken smile". Sama ntapnya dengan divisi Acara.
Divisi Rohani, dengan Inal maskotnya. Yang di suatu malam aku lapor, "Nal, tadi aku Daarul Ulum kok." terus dia balas "Iya, tapi sambil laptopan kan." WWKWKWK astaghfirullah maafin ya Nul :") Ebeth, Jesica, dan Anita yang tiap progress report kalau ngga mekanisme ya rundownnya yang lagi dikerjain.
Divisi Korlap dan Divisi Keamanan yang gangerti lagi deh kapan mereka bisa tidur. Korlap yang sempet-sempetnya minta foto disaat mobilisasi, belajar otodidak demi membuat animasi mobilisasi, dan Keamanan yang merambah menjadi PDDM demi membuat sebuah peta desa Sukonolo.
Divisi Taksis yang bahkan ga punya foto bareng, sibuk nyari rumah dan nganterin sana-sini. Regio supportif terkrusial menurut kami. Taksis kuat, taksis cepat.
Divisi Perkap yang paling sibuq dan needlistnya paling bwanyak i can't. Dengan BPH Kevin dan muka bangun tidur-nya. Kevin yang sabar dan telaten ngebangunin aku tiap eval. Divisi yang selalu PDDM repotkan untuk pasang banner, nyimpen barang, dan masih banyak lagi. #PerkapJaya
Divisi Danus yang kalau rapat kronologi sama pasifnya kayak PDDM. Segala cara halal mereka tempuh demi mendapat 47 juta dan dana surplus. Mulai ditolak banyak sponsorship, dikejar satpol PP, sampai Raissa yang nunggu di depan pintu masuk demi nyatet anak-anak yang telat. Tolong hot spaisi-nya dipertahankan. Alhamdulillah kalian bisa yha rek.
Divisi Konsumsi yang pas hari H Penmas ngeronda malem-malem kayak Keamanan. Yang riweuh di dapur umum. Berkat kalian featuring mamah inang, kami kenyang dan sehat.
Divisi Kestari yang kerjaannya sama kertas, surat, dan kata-kata. Sama strong-nya kayak PDDM dan Humas. Bertiga, cewe, tapi bisya! Yey. Yang selalu sabar ngumpulin handout tiap mau rabes dan baru kekumpul malemnya sebelum rabes.
Divisi Humas yang kerjaannya main HP terus. Padahal tiga-tiganya slow respon, napa mereka masuk humas yha :") yang punya kenalan banyak, bole lha bagi-bagi. Yang kalau ada jarkoman dari Humas, bawaannya dag dig dug der. Karena pasti itu jarkom rapat :")
Terakhir, apalah kami. divisi PDDM, yang hanya supportif di balik layar. Yang mungkin kalau teman-teman lihat kami banyak gabutnya dibanding divisi lain. Namun, kalau kami boleh jujur, kami juga bertindak kok rek, tapi dalam diam, sunyi, dan di saat teman-teman tidur. Iyha, besoknya jangan heran kalau kantung mata kami kayak ga tidur seribu tahun. #yha

Oh, yang paling terakhir, Peserta Penmas FKG UB 2017! Yang ikut menyupport dan berjuang bersama-sama untuk Penmas ini. Teruntuk Regio 2-ku, maaf atas kejaranganku untuk ikut kumpul bersama teman-teman. Terimakasih atas kebersamaan selama di Desa Sukonolo! Alhamdulillah yha kita dekat lapangan dan dapur umum. So exclusive. Teruntuk Rumah Inang 9-ku!!! Yang kurindukan, Zulfa, Ismi, Difa, Desi, Safira, dan Imara. Maafkan beberapa dari kami yang berangkat subuh, pulang jam 4 pagi. Maafkan kami yang jarang ikut Daarul Ulum tiap subuh. Maafkan kami yang datang-datang malah bikin acak-acakan ruang tamu. Yang tiap malem ngegosip di ruang tamu, yang kalau tidur di kasur udah kayak ikan pindang. Gonna miss you all. Empat hari ga kerasa samsek. Huhuhu.

Yha, tulisan ini gausah dibaca gaes. Tulisan ini hanya menjadi reminder-ku atas pengabdian, perjuangan, kebaikan, dan kebersamaan yang tertoreh di Penmas ini. Agar aku selalu ingat, bahwa kita pernah bersama dalam Penmas kita dan akan selalu bersama, hingga nanti insyaAllah sukses menjadi dokter gigi; menjadi pengabdi yang sesungguhnya di masyarakat.

Terimakasih teman-teman dan warga Desa Sukonolo. Kalian adalah alasan syukur dan bahagia yang Allah berikan kepadaku. #tssssaaaahhh


P.s : sempet ya nulis panjang gini sampe apdet ig penmas ditunda terus😛😛

Bulatkan tekad,
Murnikan hati,
Pengabdian tiada henti.

Video-nya nyusul gengs.

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe